Senin, 20 Desember 2010

Produk Otomotif Korea Siap Menyalip


NERACA, Jakarta - Mobil-mobil yang "berkeliaran" di Indonesia saat ini masih banyak bikinan Jepang. Memang, dalam sejarahnya mobil atau kendaraan mesin pertama yang masuk ke Indonesia adalah asal Negeri Sakura tersebut. Tidak heran apabila saat ini pangsa pasar otomotif di Indonesia masih didominasi mobil-mobil seperti Toyota, Daihatsu, Suzuki, maupun Honda.
Akan tetapi seiring waktu berjalan, produsen darinegara lain mulai berani berinvestasi di Indonesia. Mobil-mobil seperti buatan Amerika, Eropa, dan Korea Selatan mulai unjuk gigi di pentas otomotif Tanah Air. Khusus nama terakhir, yakni Korea Selatan, saat ini produk otomotif asal Negeri Ginseng tersebut mulai merangkak naik di pasar otomotif Indonesia.
Walaupun pada awal dekade 1980-an mobil-mobil Korea terkenal karena kualitasnya yang jelek serta desainnya yang membosankan, kini mobil Korea justru menjadi pilihan alternatif. Perbaikan besar-besaran dilakukan, mulai dari kualitas, inovasi, serta layanan purnajual. Pada akhirnya, kini mobil Korea tidak bisa dipandang sebelah mata.
Suksesnya produsen otomotif asal Korea disebabkan kombinasi yang bagus antara melemahnya Won terhadap Dolar Amerika. Dengan kondisi tersebut, harga mobil Korea menjadi lebih murah. Selain itu, produsen juga berani meningkatkan kualitas serta memperpanjang masa garansi. Secara global, produsen mobil Korea cukup banyak. Sebut saja Daewoo yang pernah menjadi produsen otomotif kedua terbesar di Korea Selatan, sebelum bangkrut pada tahun 2000. Saat itu Daewoo terkenal karena mempunyai desain yang berbeda dengan mobil-mobil Korea pada umumnya.
Saat ini Daewoo diambil alih oleh General Motors (GM) yang merupakan produsen asal Amerika. Beberapa produk Daewoo yang cukup terkenal yakni Daewoo Lanos, Daewoo Leganza, dan Daewoo Nubira. Daewoo Lanos ialah sebuah mobil hatchback yang cukup bagus pada masanya. Sedangkan Daewoo Leganza adalah sebuah sedan dengan kapasitas mesin 2.000 cc dan 2.200 cc. Mobil terakhir yaitu Daewoo Nubira juga bertipe sedan, sama seperti Leganza, hanya saja desainnya lebih modern.
Produsen lain yang juga asal Korea yaitu Ssangyong yang telah berdiri sejak tahun 1988. Sebelum menjadi Ssangyong, dua perusahaan terpisah yakni Ha Dong-hwan Motor Workshop dan Dong-bang Motor Co adalah perintis merek ini pada tahun 1963. Tahun 1964 Ha Dong-hwan Motor Company mulai membangun jip untuk
angkatan darat Amerika Serikat beserta truk dan bus. Pada tahun 1977 namanya berubah menjadi Dong-A Motor, hingga pada akhirnya di tahun 1988, Ssangyong Business Group mengambil alih perusahaan tersebut.
Pada 1991, Ssangyong ber-kerjasama dengan Daimler-Benz dalam hal teknologi. Maka dari itu, sebagian produk Ssangyong memakai mesin serta teknologi dari Daimler. Beberapa mobil yang pernah dibuat oleh Ssangyong diantaranya Rexton, Musso, Korando, Kallista, dan Actyon. Sedangkan untuk pasar komersial, Ssangyong pernah memiliki Transtar dan Istana yang mengambil basis Mercedes-Benz. Kini Ssangyong lebih dikenal sebagai produsen SUV asal Korea.
Dua Raksasa Sayangnya kedua produsen tersebut, yakni Daewoo dan Ssangyong tidak terlalu maju saat ini. Dua produsen Korea yang paling maju sampai saat ini, baik secara global maupun di Indonesia, ialah Hyundai dan Kia (singkatan dari "Korean Industrial Autocar"). Kesuksesan dua produsen ini terlihat dari penjualan mereka di Indonesia.
Kia yang menjadi official partner Piala Dunia (PD) 2010 di Afrika tahun ini berhasil menjual 3.195 unit (di tahun 2009). Angka tersebut menempatkan Kia diposisi ke-11, tepat di bawah Mercedes Benz sebagai produsen mobil premium. Di bawah Kia, dihuni Hyundai yang notabene adalah produsen asal satu negara. Sebanyak 2.667 unit pada tahun lalu berhasil dilepas oleh Hyundai kepada konsumen.
Kia Motors masuk ke Indonesia pada tahun 1999 dengan ATPM (agen tunggal pemegang merek), yakni PT. Kia Mobil Indonesia (KMI). Dalam sejarahnya, pertama kali Kia memproduksi truk roda tiga. Pada tahun 1992, Kia memproduksi truk kecil yang diberi nama Ceres. Saat terjadi krisis ditahun 1998, Kia Motors mengalami kebangkrutan dan bangkit kembali setelah sahamnya dibeli oleh Hyundai Motors.
Produk-produk Hyundai dan Kia inilah yang menjadi penantang para produsen Jepang. Lihat saja Hyundai yang kini mengandalkan Accent atau Vega untuk kelas sedan. Harganya yang murah meriah membuat konsumen banyak memburu mobil ini. Sedangkan Kia berani maju dengan city car mereka, yakni Picanto. Dengan posisi ini, jelas bahwa mobil-mobil Korea mempunyai potensi cukup besar di pasar otomotif Indonesia.
Di tahun 2010 ini, Hyundai Motors dan Kia Motors yakin pangsa pasar mereka akan menanjak secara global, khususnya di Amerika. Optimisme ini didasari keuntungan yang signifikan tahun lalu. "Penjualan akan naik setidaknya delapan persen menjadi sepuluh persen tahun depan, dimana pada kuartal pertama dan kedua akan lebih baik dari tahun lalu," ujar CEO Hyundai Motors Amerika, John Krafcik, seperti dilansir oleh AFP.
Tidak hanya di pasar global, ATPM mobil-mobil Korea di Indonesia juga optimis ditahun ini. "Kami optimis akan bisa mencapai target penjualan. Mudah-mudahan ekonomi nasional terus tumbuh dan kondisi sosial politik tetap stabil, sehingga pasar otomotif akan terus tumbuh," ujar Hartanto Sukmono, Direktur KMI, saat peluncuran New Picanto.
Di Indonesia, pangsa pasar mencapai Kia 0,7 persen sementara Hyundai 0,S persen, sebuah angka yang cukup baik di antara 30 ATPM yang terdaftar di GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Tahun ini Kia menargetkan kenaikan penjualan, dari 3.195 menjadi 5.642 unit. Kenaikan tersebut dapat tercapai dengan rata-rata penjualan per bulan 400 - 450 unit. Patut disimak bagaimana kinerja dari dua raksasa Korea di tahun 2010 ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar